Rabu, 02 Januari 2013

Hiii, Bakteri di Hidung Anda Ini Bisa Berbahaya Lho


Seperti usus yang dihuni oleh beberapa jenis bakteri, hidung manusia juga dapat dihuni oleh satu tipe bakteri Staphylococcus. Bakteri tersebut umumnya tidak berbahaya tetapi dapat membahayakan jiwa Anda jika jumlahnya tak terkendali.

Tipe bakteri Staphylococcus atau Staph yang ditemukan pada kulit dan hidung adalah MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) yang kebal terhadap antibiotik. Para ilmuwan menyatakan bahwa bakteri Staphylococcus aureus hidup dan berkolonisasi di hidung sekitar 20 persen dari populasi yang menghuni sel-sel kulit.

Bakteri ini sebenarnya tidak membahayakan jika jumlahnya normal, tetapi jika jumlahnya terlalu berlebihan dapat menyebabkan infeksi MRSA yang dapat berakibat fatal. Sehingga para ilmuwan telah
merancang berbagai penelitian untuk menemukan cara mengendalikan jumlah bakteri tersebut dari hidung manusia.

Bakteri MRSA biasanya menginfeksi orang atau anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Bakteri ini tidak akan menimbulkan gejala apapun pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Jika bakteri tersebut telah menyebabkan MRSA pada seseorang, penularannya dapat menyebar dengan mudah melalui kontak kulit atau melalui sentuhan terhadap barang yang sudah terkontaminasi. Infeksi MRSA sama seperti infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus lainnya, yang terlihat seperti infeksi kulit, jerawat, ruam, bisul atau gigitan laba-laba.

Infeksi ini biasanya menyakitkan, merah dan bengkak dan dapat masuk ke dalam tubuh dengan cepat, hingga menimbulkan bengkak yang menyakitkan. Bakteri MRSA juga dapat menembus ke dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan infeksi pada tulang, sendi, aliran darah, jantung dan paru-paru yang dapat menyebabkan kematian.

Penelitian pertama menemukan bahwa posisi bakteri Staph menggantung pada loricrin, sebuah protein kulit. Tetapi sampai sekarang, peneliti belum tahu persis mengapa Staph menyukai area hidung manusia dan menjadikannya tempat tinggal.

"Kunci utama untuk mengendalikan MRSA terletak pada loricrin. Mengingat pengobatan terhadap infeksi MRSA sangatlah sulit, penemuan ini dapat dijadikan strategi terapi untuk mengobati infeksi," kata Rachel McLoughlin, penulis studi dan dosen di School of Biochemistry and Immunology di Trinity College Dublin, seperti dilansir emaxhealth, Rabu (2/12/2012).

Para peneliti menggunakan tikus yang kekurangan loricrin untuk membandingkan jumlah kolonisasi staphylococcus aureus dengan tikus normal. Peneliti menemukan bahwa jumlah kolonisasi bakteri di hidung akan berkurang setelah diberi tambahan loricrin.

Untuk mencegah bertambahnya jumlah kolonisasi bakteri MRSA pada hidung, selalu jagalah kebersihan diri dan lingkungan. Jangan menggunakan handuk atau barang lain yang dipakai bergantian dengan orang lain.


Leave a Reply

Hiii, Bakteri di Hidung Anda Ini Bisa Berbahaya Lho


Seperti usus yang dihuni oleh beberapa jenis bakteri, hidung manusia juga dapat dihuni oleh satu tipe bakteri Staphylococcus. Bakteri tersebut umumnya tidak berbahaya tetapi dapat membahayakan jiwa Anda jika jumlahnya tak terkendali.

Tipe bakteri Staphylococcus atau Staph yang ditemukan pada kulit dan hidung adalah MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) yang kebal terhadap antibiotik. Para ilmuwan menyatakan bahwa bakteri Staphylococcus aureus hidup dan berkolonisasi di hidung sekitar 20 persen dari populasi yang menghuni sel-sel kulit.

Bakteri ini sebenarnya tidak membahayakan jika jumlahnya normal, tetapi jika jumlahnya terlalu berlebihan dapat menyebabkan infeksi MRSA yang dapat berakibat fatal. Sehingga para ilmuwan telah
merancang berbagai penelitian untuk menemukan cara mengendalikan jumlah bakteri tersebut dari hidung manusia.

Bakteri MRSA biasanya menginfeksi orang atau anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Bakteri ini tidak akan menimbulkan gejala apapun pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Jika bakteri tersebut telah menyebabkan MRSA pada seseorang, penularannya dapat menyebar dengan mudah melalui kontak kulit atau melalui sentuhan terhadap barang yang sudah terkontaminasi. Infeksi MRSA sama seperti infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus lainnya, yang terlihat seperti infeksi kulit, jerawat, ruam, bisul atau gigitan laba-laba.

Infeksi ini biasanya menyakitkan, merah dan bengkak dan dapat masuk ke dalam tubuh dengan cepat, hingga menimbulkan bengkak yang menyakitkan. Bakteri MRSA juga dapat menembus ke dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan infeksi pada tulang, sendi, aliran darah, jantung dan paru-paru yang dapat menyebabkan kematian.

Penelitian pertama menemukan bahwa posisi bakteri Staph menggantung pada loricrin, sebuah protein kulit. Tetapi sampai sekarang, peneliti belum tahu persis mengapa Staph menyukai area hidung manusia dan menjadikannya tempat tinggal.

"Kunci utama untuk mengendalikan MRSA terletak pada loricrin. Mengingat pengobatan terhadap infeksi MRSA sangatlah sulit, penemuan ini dapat dijadikan strategi terapi untuk mengobati infeksi," kata Rachel McLoughlin, penulis studi dan dosen di School of Biochemistry and Immunology di Trinity College Dublin, seperti dilansir emaxhealth, Rabu (2/12/2012).

Para peneliti menggunakan tikus yang kekurangan loricrin untuk membandingkan jumlah kolonisasi staphylococcus aureus dengan tikus normal. Peneliti menemukan bahwa jumlah kolonisasi bakteri di hidung akan berkurang setelah diberi tambahan loricrin.

Untuk mencegah bertambahnya jumlah kolonisasi bakteri MRSA pada hidung, selalu jagalah kebersihan diri dan lingkungan. Jangan menggunakan handuk atau barang lain yang dipakai bergantian dengan orang lain.


0 komentar:

Posting Komentar