Kamis, 03 Januari 2013

Tren Jeans Kembali ke Masa Lalu, Raw Denim Jadi Favorit

img
Fashion selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu, kadang menciptakan sesuatu yang baru atau kembali ke masa lalu. Itulah yang terjadi pada tren jeans saat ini.

Dahulu, jeans diproduksi bagi para pekerja kasar seperti penambang batu bara atau pembuat jalanan untuk melindungi diri mereka karena pekerjaan yang cukup berisiko. Bahkan, orang yang menggunakan jeans pada tahun 1890-an dianggap rendahan. Seiring berjalannya waktu, jeans mulai dipakai oleh para pecinta motor hingga artis Hollywood. Dari situlah, jeans semakin
berkembang dan tak lekang oleh waktu karena hampir semua orang suka memakai jeans.

"Dulu jeans dianggap sebagai baju orang rendahan, orang yang menengah atas nggak ada yang pakai jeans, tapi saat artis Hollywood pakai jeans, itu sih yang bikin tenar sebenarnya. Akhirnya, jeans dianggap sebagai casual clothing saja kayak sekarang ini jadi masuk sebagai lifestyle fashion," ujar Respati Hafidz, seorang pakar jeans yang juga pendiri situs komunitas jeans Darahkubiru.

Pria berumur 27 tahun itu menambahkan untuk potongan jeans, saat ini yang sedang disukai adalah slim. "Dulu tuh lebih gede, longgar, karena buat pekerja, sampai akhirnya tahun 1960-an lebih slim, 1970 sampai 1980 sudah skinny, sekarang sih trennya slim sih," katanya.

Selain potongan slim, yang juga sedang tren adalah pemakaian bahan material raw denim untuk jeans. Pria yang akrab disapa Direz itu menjelaskan, raw denim disenangi kembali karena efek yang dihasilkan. Efek pada jeans menjadi bagian tren mode untuk denim. Selain itu, denim berbahan mentah ini semakin disukai karena bisa memberi kebebasan pemakanyai untuk membuat efek secara natural. Begitu pula bila ada robek tidak disengaja yang akan membuat penampilan jeans makin maksimal.

Bahan ini memang belum diberikan proses apapun ketika diproduksi, seperti stone wash, whisker, acid wash, dan lain sebagainya. Direz menjelaskan bahwa zaman dahulu jeans memang belum diberikan efek, hingga pada tahun 1970-an ditemukan ide untuk membuat jeans yang sudah diproses dan popular sampai sekarang. Namun kini, trennya kembali lagi ke masa lampau.

"Trennya itu raw denim, denim yang dicuci tanpa ada treat sama sekali, jadi nggak di wash, acid wash, stone wash. Setelah tahun 1970 baru tuh pertama kali orang mikir 'wah kenapa nggak gue buat saja jeans yang sudah washing, acid wash, segala macam,' popular juga sih sampai sekarang tekniknya, tapi sekarang kembali ke masa lalu trennya," jelas Direz ketika bercakap-cakap dengan wolipop di Antipodean, Cilandak Town Square, Rabu (14/11/2012).

Frieda Dharmawan selaku General Manager PT Lee Cooper Indonesia mengakui tren raw denim ini. Pada Jakarta Fashion Week 2013 yang belum lama digelar, Lee Coper menampilkan koleksi yang terbuat dari raw denim. Menurut Frieda, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, jeans kian berkembang sehingga efek denim bisa dibuat oleh manusia dengan bahan kimia serta bantuan alat modern.

"Kalau sekarang dengan bantuan teknologi jadi efeknya bisa dibikin sama manusia pakai kimia dan alat bantu," urai Frieda yang ditemui wolipop di Plaza Senayan.

Arina Yulistara - wolipop

Leave a Reply

Tren Jeans Kembali ke Masa Lalu, Raw Denim Jadi Favorit

img
Fashion selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu, kadang menciptakan sesuatu yang baru atau kembali ke masa lalu. Itulah yang terjadi pada tren jeans saat ini.

Dahulu, jeans diproduksi bagi para pekerja kasar seperti penambang batu bara atau pembuat jalanan untuk melindungi diri mereka karena pekerjaan yang cukup berisiko. Bahkan, orang yang menggunakan jeans pada tahun 1890-an dianggap rendahan. Seiring berjalannya waktu, jeans mulai dipakai oleh para pecinta motor hingga artis Hollywood. Dari situlah, jeans semakin
berkembang dan tak lekang oleh waktu karena hampir semua orang suka memakai jeans.

"Dulu jeans dianggap sebagai baju orang rendahan, orang yang menengah atas nggak ada yang pakai jeans, tapi saat artis Hollywood pakai jeans, itu sih yang bikin tenar sebenarnya. Akhirnya, jeans dianggap sebagai casual clothing saja kayak sekarang ini jadi masuk sebagai lifestyle fashion," ujar Respati Hafidz, seorang pakar jeans yang juga pendiri situs komunitas jeans Darahkubiru.

Pria berumur 27 tahun itu menambahkan untuk potongan jeans, saat ini yang sedang disukai adalah slim. "Dulu tuh lebih gede, longgar, karena buat pekerja, sampai akhirnya tahun 1960-an lebih slim, 1970 sampai 1980 sudah skinny, sekarang sih trennya slim sih," katanya.

Selain potongan slim, yang juga sedang tren adalah pemakaian bahan material raw denim untuk jeans. Pria yang akrab disapa Direz itu menjelaskan, raw denim disenangi kembali karena efek yang dihasilkan. Efek pada jeans menjadi bagian tren mode untuk denim. Selain itu, denim berbahan mentah ini semakin disukai karena bisa memberi kebebasan pemakanyai untuk membuat efek secara natural. Begitu pula bila ada robek tidak disengaja yang akan membuat penampilan jeans makin maksimal.

Bahan ini memang belum diberikan proses apapun ketika diproduksi, seperti stone wash, whisker, acid wash, dan lain sebagainya. Direz menjelaskan bahwa zaman dahulu jeans memang belum diberikan efek, hingga pada tahun 1970-an ditemukan ide untuk membuat jeans yang sudah diproses dan popular sampai sekarang. Namun kini, trennya kembali lagi ke masa lampau.

"Trennya itu raw denim, denim yang dicuci tanpa ada treat sama sekali, jadi nggak di wash, acid wash, stone wash. Setelah tahun 1970 baru tuh pertama kali orang mikir 'wah kenapa nggak gue buat saja jeans yang sudah washing, acid wash, segala macam,' popular juga sih sampai sekarang tekniknya, tapi sekarang kembali ke masa lalu trennya," jelas Direz ketika bercakap-cakap dengan wolipop di Antipodean, Cilandak Town Square, Rabu (14/11/2012).

Frieda Dharmawan selaku General Manager PT Lee Cooper Indonesia mengakui tren raw denim ini. Pada Jakarta Fashion Week 2013 yang belum lama digelar, Lee Coper menampilkan koleksi yang terbuat dari raw denim. Menurut Frieda, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, jeans kian berkembang sehingga efek denim bisa dibuat oleh manusia dengan bahan kimia serta bantuan alat modern.

"Kalau sekarang dengan bantuan teknologi jadi efeknya bisa dibikin sama manusia pakai kimia dan alat bantu," urai Frieda yang ditemui wolipop di Plaza Senayan.

Arina Yulistara - wolipop

0 komentar:

Posting Komentar