warna yang bertabrakan, saling tumpang tindih dan berseberangan.
“Nah, semua perbedaan tersebut sudah membentuk perbedaan ruang,” imbuhnya. WPAP yang dulunya bernama Foto Marak Berkotak (FMB) ‘mengharamkan’ penggunaan skin tone dan garis lengkung. Itulah yang menjadi ciri khas dan identitas WPAP. Bahkan Slamet Riyadi, seorang pecinta seni WPAP fanatik, mempunyai slogan ‘jangan ada kurva di antara kita’.
Sejarah Kemunculan WPAP
Seiring bertambahnya usia, Wedha Abdul Rasyid mengalami gangguan penglihatan. Untuk bisa menjalankan rutinitas dan tugas membuat ilustrasi sosok pesohor yang menjadi berita utama majalah hai tetap harus dijalankan. Inilah yang menjadi titik awal sehingga wedha membuat ilustrasi dengan menyesuaikan daya penglihatannya.Sejak pertama kali kemunculannya, banyak yang menyukai gaya ini. Sangat mungkin karena selain nilai estitika yang banyak digemari juga gaya ini belum pernah dibuat sebelumnya di mass media Indonesia. Respon sosial buzz kemudian berkumandang di twitter, facebook dan banyak situs lokal dilanjutkan beberapa desainer kelaparan rasa penasaran proses pembuatannya. Ada juga yang bingung untuk menentukan aliran apakah gaya ilustrasi ini, kubisme, mozaikisme atau apa lagi. Wedha sendiri pernah menyebut ini sebagai Foto Marak Berkotak FMB.
Seiring perkembangan teknologi dibidang desain grafis, seni rupa WPAP ini semakin berkembang. Yang pada mulanya Wedha membuatnya secara manual, gambar/ foto ditrace dengan kertas kalkir, sekarang dapat dengan mudah dibuat di komputer tanpa meninggalkan sisi estetis dan kreatifitasnya. Ada banyak cara membuat wpap, ada yang mambuat wpap dengan coreldraw ada pula yang membuat wpap dengan illustrator bahkan ada pula yang membuat wpap dengan photoshop . Apresiasi semakin memuncak dengan terbitnya komunitas WPAP didunia maya, mumpung masih anget silakan cek tkp di www.wpapcommunity.com
0 komentar:
Posting Komentar