Sabtu, 01 Desember 2012
Kesuksesan bisa diraih asalkan orang itu mau berusaha. Itulah yang dilakukan wanita asal Suriname ini. Demi bisa menjadi seorang make-up artist sukses, dia pun terbang ke Indonesia.
Wanita asal Suriname, Amerika Selatan, bernama Murni terbang ke tanah air untuk belajar make-up. Keinginannya untuk mempelajari tatarias tercetus setelah ibunya
memberinya make-up palette. Sayangnya, menurut wanita berambut panjang ini, di negaranya tidak ada sekolah tatarias.
"Akhirnya saya ke Indonesia pada 2007. Saya ambil kelas di Puspita Martha International Beauty School di Yogyakarta pada 2010," cerita Murni yang mengaku memiliki darah Indonesia itu saat ditemui di Upper Room, Annex Building, Jl. M.H. Thamrin No. 59 Jakarta Pusat, Jumat (30/11/2012).
Setelah sekolah di Puspita Martha selama beberapa bulan, Murni kembali ke Suriname. Dia kemudian menerapkan ilmunya dengan membuka studio make-up. Untuk memperdalam ilmunya, dia kembali lagi ke Indonesia pada 2012 ini dan kembali mengambil kelas di sekolah milik Martha Tilaar tersebut.
Murni merupakan salah satu lulusan Puspita Martha International Beauty School yang dianggap sukses. Dia pun berhasil masuk dalam daftar 75 orang yang mendapat penghargaan Beautypreneurs Award dari Martha Tilaar.
Selain Murni, ada juga pengusaha spa dan salon bernama Yunita Wowor. Yunita menjadi wanita yang terpilih mendapatkan penghargaan karena sukses membuka usaha sendiri setelah lulus sekolah di Puspita Martha. Tak hanya itu, dia pun memberikan lapangan pekerjaan pada orang-orang terdekatnya khususnya keluarga.
Penerima penghargaan Beautyprenuers lainnya adalah Lyza Raessy (30 tahun). Lyza mempunyai hobi dan ketertarikan di bidang make-up artist, dan melalui Puspitha Martha akhirnya ia semakin yakin mengembangkan wedding housenya yang bernama Lyzarae.
Menurut Lyza salah satu kunci kesuksesan Lyzarae adalah karena dia tidak melupakan pentingnya media online dan internet dalam pemasaran. Dari awal ia pun tak lupa mengembangkan awareness melalui situs resmi Lyzarae.
Diungkapkan Vice Chairwoman Martha Tilaar Group sekaligus Director Puspita Martha International Beauty School, Wulan Tilaar, memberikan lapangan pekerjaan dan bisa mendirikan usaha sendiri, memang dua syarat utama untuk meraih penghargaan Beautypreneurs Award. Dijelaskan Wulan, ke-75 alumni yang terpilih sengaja bukan mereka yang sudah dikenal masyarakat.
"Penghargaan ini diharapkan bisa memberikan motivasi untuk terus berkarya dan menjadi ahli kecantikan yang profesional. Semoga mereka bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya, paling tidak keluarganya dulu," jelas Wulan.
Untuk memilih 75 alumni peraih penghargaan itu, tim Puspita Martha International Beauty School melakukan seleksi yang cukup ketat. Sejak 2006 mereka mendata para alumni dengan menanyakan usaha apa yang sudah berhasil mereka jalankan beserta foto sebagai bukti. Berdasarkan data itu, dari kurang lebih enam ribu alumni diseleksi lagi menjadi 300 orang hingga terpilih 75.
Setiap tahunnya, Martha Tilaar memang selalu memberikan penghargaan untuk para alumninya. Namun pada tahun ini, lebih banyak yang diberikan penghargaan yaitu hingga 75 orang karena untuk memperingati ulang tahun ke-75 Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group itu.
Demi Belajar Make-up, Wanita Ini Terbang dari Suriname ke Indonesia
Kesuksesan bisa diraih asalkan orang itu mau berusaha. Itulah yang dilakukan wanita asal Suriname ini. Demi bisa menjadi seorang make-up artist sukses, dia pun terbang ke Indonesia.
Wanita asal Suriname, Amerika Selatan, bernama Murni terbang ke tanah air untuk belajar make-up. Keinginannya untuk mempelajari tatarias tercetus setelah ibunya
memberinya make-up palette. Sayangnya, menurut wanita berambut panjang ini, di negaranya tidak ada sekolah tatarias.
"Akhirnya saya ke Indonesia pada 2007. Saya ambil kelas di Puspita Martha International Beauty School di Yogyakarta pada 2010," cerita Murni yang mengaku memiliki darah Indonesia itu saat ditemui di Upper Room, Annex Building, Jl. M.H. Thamrin No. 59 Jakarta Pusat, Jumat (30/11/2012).
Setelah sekolah di Puspita Martha selama beberapa bulan, Murni kembali ke Suriname. Dia kemudian menerapkan ilmunya dengan membuka studio make-up. Untuk memperdalam ilmunya, dia kembali lagi ke Indonesia pada 2012 ini dan kembali mengambil kelas di sekolah milik Martha Tilaar tersebut.
Murni merupakan salah satu lulusan Puspita Martha International Beauty School yang dianggap sukses. Dia pun berhasil masuk dalam daftar 75 orang yang mendapat penghargaan Beautypreneurs Award dari Martha Tilaar.
Selain Murni, ada juga pengusaha spa dan salon bernama Yunita Wowor. Yunita menjadi wanita yang terpilih mendapatkan penghargaan karena sukses membuka usaha sendiri setelah lulus sekolah di Puspita Martha. Tak hanya itu, dia pun memberikan lapangan pekerjaan pada orang-orang terdekatnya khususnya keluarga.
Penerima penghargaan Beautyprenuers lainnya adalah Lyza Raessy (30 tahun). Lyza mempunyai hobi dan ketertarikan di bidang make-up artist, dan melalui Puspitha Martha akhirnya ia semakin yakin mengembangkan wedding housenya yang bernama Lyzarae.
Menurut Lyza salah satu kunci kesuksesan Lyzarae adalah karena dia tidak melupakan pentingnya media online dan internet dalam pemasaran. Dari awal ia pun tak lupa mengembangkan awareness melalui situs resmi Lyzarae.
Diungkapkan Vice Chairwoman Martha Tilaar Group sekaligus Director Puspita Martha International Beauty School, Wulan Tilaar, memberikan lapangan pekerjaan dan bisa mendirikan usaha sendiri, memang dua syarat utama untuk meraih penghargaan Beautypreneurs Award. Dijelaskan Wulan, ke-75 alumni yang terpilih sengaja bukan mereka yang sudah dikenal masyarakat.
"Penghargaan ini diharapkan bisa memberikan motivasi untuk terus berkarya dan menjadi ahli kecantikan yang profesional. Semoga mereka bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya, paling tidak keluarganya dulu," jelas Wulan.
Untuk memilih 75 alumni peraih penghargaan itu, tim Puspita Martha International Beauty School melakukan seleksi yang cukup ketat. Sejak 2006 mereka mendata para alumni dengan menanyakan usaha apa yang sudah berhasil mereka jalankan beserta foto sebagai bukti. Berdasarkan data itu, dari kurang lebih enam ribu alumni diseleksi lagi menjadi 300 orang hingga terpilih 75.
Setiap tahunnya, Martha Tilaar memang selalu memberikan penghargaan untuk para alumninya. Namun pada tahun ini, lebih banyak yang diberikan penghargaan yaitu hingga 75 orang karena untuk memperingati ulang tahun ke-75 Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Demi Belajar Make-up, Wanita Ini Terbang dari Suriname ke Indonesia
Diposting oleh
Unknown
on Sabtu, 01 Desember 2012
Label:
Life Style (Beauty)
Kesuksesan bisa diraih asalkan orang itu mau berusaha. Itulah yang dilakukan wanita asal Suriname ini. Demi bisa menjadi seorang make-up artist sukses, dia pun terbang ke Indonesia.
Wanita asal Suriname, Amerika Selatan, bernama Murni terbang ke tanah air untuk belajar make-up. Keinginannya untuk mempelajari tatarias tercetus setelah ibunya
memberinya make-up palette. Sayangnya, menurut wanita berambut panjang ini, di negaranya tidak ada sekolah tatarias.
"Akhirnya saya ke Indonesia pada 2007. Saya ambil kelas di Puspita Martha International Beauty School di Yogyakarta pada 2010," cerita Murni yang mengaku memiliki darah Indonesia itu saat ditemui di Upper Room, Annex Building, Jl. M.H. Thamrin No. 59 Jakarta Pusat, Jumat (30/11/2012).
Setelah sekolah di Puspita Martha selama beberapa bulan, Murni kembali ke Suriname. Dia kemudian menerapkan ilmunya dengan membuka studio make-up. Untuk memperdalam ilmunya, dia kembali lagi ke Indonesia pada 2012 ini dan kembali mengambil kelas di sekolah milik Martha Tilaar tersebut.
Murni merupakan salah satu lulusan Puspita Martha International Beauty School yang dianggap sukses. Dia pun berhasil masuk dalam daftar 75 orang yang mendapat penghargaan Beautypreneurs Award dari Martha Tilaar.
Selain Murni, ada juga pengusaha spa dan salon bernama Yunita Wowor. Yunita menjadi wanita yang terpilih mendapatkan penghargaan karena sukses membuka usaha sendiri setelah lulus sekolah di Puspita Martha. Tak hanya itu, dia pun memberikan lapangan pekerjaan pada orang-orang terdekatnya khususnya keluarga.
Penerima penghargaan Beautyprenuers lainnya adalah Lyza Raessy (30 tahun). Lyza mempunyai hobi dan ketertarikan di bidang make-up artist, dan melalui Puspitha Martha akhirnya ia semakin yakin mengembangkan wedding housenya yang bernama Lyzarae.
Menurut Lyza salah satu kunci kesuksesan Lyzarae adalah karena dia tidak melupakan pentingnya media online dan internet dalam pemasaran. Dari awal ia pun tak lupa mengembangkan awareness melalui situs resmi Lyzarae.
Diungkapkan Vice Chairwoman Martha Tilaar Group sekaligus Director Puspita Martha International Beauty School, Wulan Tilaar, memberikan lapangan pekerjaan dan bisa mendirikan usaha sendiri, memang dua syarat utama untuk meraih penghargaan Beautypreneurs Award. Dijelaskan Wulan, ke-75 alumni yang terpilih sengaja bukan mereka yang sudah dikenal masyarakat.
"Penghargaan ini diharapkan bisa memberikan motivasi untuk terus berkarya dan menjadi ahli kecantikan yang profesional. Semoga mereka bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya, paling tidak keluarganya dulu," jelas Wulan.
Untuk memilih 75 alumni peraih penghargaan itu, tim Puspita Martha International Beauty School melakukan seleksi yang cukup ketat. Sejak 2006 mereka mendata para alumni dengan menanyakan usaha apa yang sudah berhasil mereka jalankan beserta foto sebagai bukti. Berdasarkan data itu, dari kurang lebih enam ribu alumni diseleksi lagi menjadi 300 orang hingga terpilih 75.
Setiap tahunnya, Martha Tilaar memang selalu memberikan penghargaan untuk para alumninya. Namun pada tahun ini, lebih banyak yang diberikan penghargaan yaitu hingga 75 orang karena untuk memperingati ulang tahun ke-75 Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group itu.
0 komentar:
Posting Komentar