Sabtu, 15 Desember 2012

IQ Jeblok Bukan Karena Keturunan, Tapi Karena Sedang Sial Saja


Tak hanya ras dan keyakinan saja yang berbeda-beda, kecerdasan orang juga bervariasi. Ada orang-orang dengan kecerdasan yang tinggi, ada juga yang kecerdasannya rendah. Awalnya orang beranggapan IQ rendah hingga sampai mengalami keterbelakangan mental disebabkan karena keturunan. Tapi ternyata, penyebabnya adalah mutasi gen yang terjadi secara acak.

Untuk mengukur kecerdasan seseorang, digunakanlah tes kecerdasan. Hasilnya kemudian dikonversi dalam skor IQ atau Intelligence Quotient. Rata-rata skor IQ kebanyakan orang adalah antara 90 - 110. Skor IQ di atas 140 disebut jenius dan skor IQ di bawah 70 disebut mengalami keterbelakangan mental.

Awalnya banyak ahli berpendapat rendahnya skor IQ ini disebabkan
karena keturunan, ternyata belum tentu seperti itu. Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar kasus keterbelakangan mental disebabkan oleh mutasi gen yang terjadi secara acak, bukan dari gen yang diwariskan orangtua.

Dalam laporan yang dimuat jurnal The Lancet, peneliti memaparkan bahwa setiap orang terlahir mengalami mutasi de novo, yaitu perubahan DNA yang tak disengaja dan tidak ditemukan dalam DNA orangtuanya. Sebagian besar mutasi ini terjadi pada DNA yang tak penting sehingga hanya sedikit menimbulkan kerusakan.

Namun terkadang mutasi ini dapat berakibat drastis, misalnya merusak fungsi suatu gen yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Penelitian baru menemukan bahwa mutasi acak inilah yang menyebabkan sebagian besar kasus keterbelakangan mental.

Para peneliti membandingkan exomes atau himpunan DNA dari 51 anak penderita cacat intelektual dengan IQ di bawah 50 dan membandingkannya dengan DNA orang normal kebanyakan. Para peneliti juga membandingkan exomes dari 20 anak-anak normal dengan orangtuanya.

Dibandingkan kelompok kontrol, anak-anak cacat ini ternyata hanya sedikit lebih banyak mengalami mutasi de novo. Peneliti menemukan ada mutasi de novo pada 11 gen yang diketahui berkaitan dengan cacat intelektual. Ada juga 6 gen lain yang diduga kuat memainkan peran yang sama pada 55 persen kasus yang diteliti.

"Orang-orang dengan cacat intelektual hanya memiliki sedikit lebih banyak mutasi de novo dibandingkan kelompok kontrol. Namun mereka lebih banyak mengalami mutasi dengan konsekuensi yang drastis. Nampaknya hal ini terjadi secara kebetulan," kata Anita Rauch dari University of Zurich di Swiss sepeti dilansir LiveScience, Selasa (2/10/2012).

Karena gen lain yang terpengaruh oleh mutasi tidak begitu diketahui perannya, para peneliti menduga persentase kasus cacat intelektual akibat mutasi de novo mungkin di atas 55 persen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil kasus cacat intelektual yang disebabkan oleh warisan gen rusak dari orangtua. Sebelum adanya penelitian baru ini, warisan gen rusak inilah yang diyakini sebagai penyebab keterbelakangan mental.

Leave a Reply

IQ Jeblok Bukan Karena Keturunan, Tapi Karena Sedang Sial Saja


Tak hanya ras dan keyakinan saja yang berbeda-beda, kecerdasan orang juga bervariasi. Ada orang-orang dengan kecerdasan yang tinggi, ada juga yang kecerdasannya rendah. Awalnya orang beranggapan IQ rendah hingga sampai mengalami keterbelakangan mental disebabkan karena keturunan. Tapi ternyata, penyebabnya adalah mutasi gen yang terjadi secara acak.

Untuk mengukur kecerdasan seseorang, digunakanlah tes kecerdasan. Hasilnya kemudian dikonversi dalam skor IQ atau Intelligence Quotient. Rata-rata skor IQ kebanyakan orang adalah antara 90 - 110. Skor IQ di atas 140 disebut jenius dan skor IQ di bawah 70 disebut mengalami keterbelakangan mental.

Awalnya banyak ahli berpendapat rendahnya skor IQ ini disebabkan
karena keturunan, ternyata belum tentu seperti itu. Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar kasus keterbelakangan mental disebabkan oleh mutasi gen yang terjadi secara acak, bukan dari gen yang diwariskan orangtua.

Dalam laporan yang dimuat jurnal The Lancet, peneliti memaparkan bahwa setiap orang terlahir mengalami mutasi de novo, yaitu perubahan DNA yang tak disengaja dan tidak ditemukan dalam DNA orangtuanya. Sebagian besar mutasi ini terjadi pada DNA yang tak penting sehingga hanya sedikit menimbulkan kerusakan.

Namun terkadang mutasi ini dapat berakibat drastis, misalnya merusak fungsi suatu gen yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Penelitian baru menemukan bahwa mutasi acak inilah yang menyebabkan sebagian besar kasus keterbelakangan mental.

Para peneliti membandingkan exomes atau himpunan DNA dari 51 anak penderita cacat intelektual dengan IQ di bawah 50 dan membandingkannya dengan DNA orang normal kebanyakan. Para peneliti juga membandingkan exomes dari 20 anak-anak normal dengan orangtuanya.

Dibandingkan kelompok kontrol, anak-anak cacat ini ternyata hanya sedikit lebih banyak mengalami mutasi de novo. Peneliti menemukan ada mutasi de novo pada 11 gen yang diketahui berkaitan dengan cacat intelektual. Ada juga 6 gen lain yang diduga kuat memainkan peran yang sama pada 55 persen kasus yang diteliti.

"Orang-orang dengan cacat intelektual hanya memiliki sedikit lebih banyak mutasi de novo dibandingkan kelompok kontrol. Namun mereka lebih banyak mengalami mutasi dengan konsekuensi yang drastis. Nampaknya hal ini terjadi secara kebetulan," kata Anita Rauch dari University of Zurich di Swiss sepeti dilansir LiveScience, Selasa (2/10/2012).

Karena gen lain yang terpengaruh oleh mutasi tidak begitu diketahui perannya, para peneliti menduga persentase kasus cacat intelektual akibat mutasi de novo mungkin di atas 55 persen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil kasus cacat intelektual yang disebabkan oleh warisan gen rusak dari orangtua. Sebelum adanya penelitian baru ini, warisan gen rusak inilah yang diyakini sebagai penyebab keterbelakangan mental.

0 komentar:

Posting Komentar